Friday, 30 December 2011

Menyapih

 "MAMAA,,, MIMIK,,,," "Kiss" *sambil tunjuk2 pipi gue* "mmuach", begitu cara Ezo kalau minta breastfeed. Dari semenjak ezo usia 18 bulan gue sudah ketakutan kalau membayangkan musti menyapih dia diusianya ke 2th. Bukan hanya gak tega sama Ezo, tapi juga karena gue sadar betul kalau menyusui itu sangat membahagiakan bagi gue, menikmati dan mencintai akan momen ini. Kedekatan batin yang diciptakan saat menyusui itu gak bisa didapat dengan cara lain (kec saat hamil, beda titpis deh).. Mendekapnya, menatap matanya, memperhatikan raut wajahnya yang menunjukan rasa aman, tenang dan nyaman tingkat klimaks hingga akhirnya dia mengantuk.. Momen precious ini gak mudah untuk ditinggalkan.

Tapi gue sadar, kalau menyusui itu gak untuk selamanya (yaea kalee,,). Sejak usia 20 bulan, Ezo udah pelan2 mulai dikurangi intensitas menyusui, misalnya kalau bobo siang ga nyusu dulu, dsb. Tapi itu gak mudah, gue selalu mengalah sama rengekannya, kadang jerit2, gerakan tendang2, atraksi gerakan lumba2, sampai nangis sesenggukan. Jadilah mamanya maju mundur mau berlatih menyapih.

 Mengingat Ezo yang sangat nenen junkie ngempeng mama mania, menyapih bukan hal sepele, butuh 2 pihak yang siap dan ikhlas, Ibu dan Anak.. Jujur, gue pun lama siapnya, sehingga bawaannya gak tega dan jadi kangen nyusuin terus. Jadi sebagai catatan kalau mau menyapih, siapkan mental ibu dulu, baru anak!

Di usia kurleb 23 bulan akhirnya Ezo sering dilatih bobo malam sama papanya, itu supaya dia gak kebiasaan ngempeng mamanya dulu kalau mau bobo malam, tapi SALAHNYA,, gue ninggalin mereka bobo berdua aja, gue masuk kalau Ezo udah bobo. alhasil Ezo nangis dulu dan ga ngerti maksud gue gamau boboin dia malam itu apa, jadi kalau ngelilir ya tetep aja dia nyari nenen. Mustinya kalau mau menyapih "weaning with love",  ibu harus tetep bersama anak, dengan memberi pengertian pada anak mengapa kita mau berhenti menyusui, bukan berarti kita berhenti mencintainya, tapi karena si anak yang sudah bertambah besar (nasehat jempolan dari ntin ).

Akhirnya lama2 gue terpacu juga dengan keberhasilan temen gue ntin (seperjuangan ASI+MPASI) menyapih. Atas saran+support dia jugalah gue bulatkan tekad untuk berhenti menyusui, hak Ezo sudah terpenuhi selama 2 tahun dan demi Ezo yang lebih mandiri. (thx a bunch to Ntin *cium*).

Dengan cara "jampi2" yang teruuuus disampaikan ke dia yaitu "Ezo is a big boy already, u r not a baby anymore, so stop mimik mama, oke?" "mama ga kasih mimik ke Ezo bukan karena mama ga sayang, nak, tapi karena Ezo sudah besar, udah mau sekolah" (red : gue biasa bicara 2 bahasa campur ke Ezo). Terus kalau mau boboin elus2 punggungnya dan nyanyiin lagu. Inipun gue masih dikit2 nyusuin kalau dia kebangun malam2.

Alhasil, di 24 bulan lebih 5 hari gue putuskan malam itu terakhir gue menyusui Ezo. Gue emang berencana ada semacam perpisahan, halaah, tapi bener, malam itu gue pegang mukanya, tatap matanya sambil bilang "this is your last time, oke big boy? I will always be with you" disela2 nyusuin terakhir itu gue 'mbrebes mili' boook sueerr!! Ada yang tau artinya? Menitikkan airmata. Sampai akhirnya itu benar2 jadi moment terakhir gue menyusui Ezo.

Malam pertama berhenti menyusui berlangsung smooth, tapi malam berikutnya Ezo ngerengek, nangis jerit2 + atraksi segala rupa sampai lamaaa ga bobo2 lagi *lap keringet* sampai papanya juga temenin bobo tenangin dia, dada gue ikutan sesek krn kasihan plus payudara gue rada sakit karena penuh asi yang ga disusuin. Dikasih air putih gamau. Dengan bismillah,, lanjutlah misi menyapih ini. Ditenangkan, elus2 + nyanyi2, Ezo bobo lagi. Asinya gue keluarin dipagi hari, gue campur ke UHT untuk gue kasih Ezo. Catatan lagi: ASI jangan dikeluarkan semua, hanya supaya ibu nyaman dan tubuh kita pun berhenti produksi ASI.

Malam berikut mau bobo masih minta "mimik,,mama" tapi udah ga terlalu berontak,, memang musti sabar,, besoknya gitu lagi. Ada hal menarik, entah kenapa, Ezo kalau naik taxi kebiasaan selalu minta disusuin, tapi di dihari ke 3 menyapih, Ezo naik taxi ga ngerengek minta disusuin, padahal gue udah tegang bgt krn paling susah tuh biasanya nolaknya, ditambah ga enak ke supir taxi kalau bawa anak tereak2 di mobil bisa senewen kan nyupirnya, tapi kali ini gue makin sadar, kayaknya anakku sudah mengerti kalau dia sudah disapih...

Dihari ke 5 menyapih, alhamdulillah makin mudah, malam2 mau bobo masih gelisah tapi udah ga rengek2 dan nangis2 lagi, hanya minta ga berhenti usap + ga boleh berhenti nyanyi lagu requestan dia. lagu fav mau bobo :
  • Twinkle2 little star
  • I love you forever (lirik my baby diganti my honey atau my son atau my reizo, krn semntara gamau sebut baby dulu :p)
  • takleloleolegung (lagu jawa :) )
  • Yen ing towo ngono lintang
  • Bengawan solo
  •  I love you (barney)
Sampai akhirnya Ezo bobo,, lalu gue merasa sudah berhasil melewati masa menyapih ini, gue nangis lagi.. kali ini nangis banget,, bukan karena harus menghadapi kenyataan kalau anak gue udah gede.. atau karena merasa kehilangan dia, kan anak akan selalu jadi anak kita sampai kiamat (kata2 suami gue).. tapi nangis karena merasa cinta gue salah satunya dialiri lewat menyusui,, dan lalu bahagia karena bisa memenuhi haknya selama 2th awal kehidupannya. Terimakasih Allah,, yang sudah kasih aku kesempatan dan kemampuan, Alahamdulillah YRA. Selamat Ezo.. Cinta dan doa mama akan selalu bersama kamu selama hidup mama...

2 comments:

Mala FDM said...

Wah ikut terharu nih sysy, smoga suatu saat nnti bisa seperti sysy yah, semangat nyusuin anak smpe 2 thn dan mensyukuri dan menikmatinya... Selamat ya buat Ezo, udh besar, jadi anak pintar dan menjadi anak yg sholeh ya sayang...

theflyingdentist said...

amin, aamiin, aamiin,, terimakasih Mala, iya didoakan yang terbaik buat km juga yah

Post a Comment